Jujur adalah salah satu
sifat atau watak positif yang dimiliki oleh sebagian manusia. Jujur mengandung
arti lurus hati, tidak curang, atau apa adanya. Dengan kata lain, jujur artinya
berkata, atau berbuat berdasarkan kebenaran atau kenyataan. Sifat jujur adalah karakter
yang harus ditanamkan dalam diri seseorang karena kejujuran merupakan salah
satu perbuatan yang memang dianjurkan bahkan telah diteledani oleh Rasulullah
saw. Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ
عَنِ النَّبِيِّ ص.م. قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ,
وَ إِذَا وَعَدَ أَخَلَفَ, وَ إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, dari Nabi saw. Bersabda, “tanda-tanda
orang munafik ada tiga. Yaitu apabila dia berkata, dia berdusta, dan apabila
dia bejanji dia mengingkari, dan apabila dia dipercaya dia berkhianat.
Berdasarkan hadits Nabi di atas sudah sangat jelas
bahwasanya berdusta termasuk perbuatan tercela. Rasulullah mencela perbuatan
ini hingga perbuatan ini dapat dikategorikan ke dalam sifat munafik. Rasulullah
saja selalu berkata dan berbuat jujur dalam kesehariannya. Beliau disenangi
oleh kaumnya karena sifat jujurnya tersebut. Seperti ketika beliau berdagang,
beliau selalu berkata jujur tanpa menambah ataupun mengurangi, sehingga
Rasulullah dijuluki sebagai Al-Amin (orang yang terpercya). Di samping
itu, seseorang juga tidak boleh berdusta dengan tujuan untuk mendapatkan
kebahagiaan, kekayaan, bahkan kesenangan untuk diri sendiri. Perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain
disebabkan perbuatan bohongnya dan hal itu termasuk ke dalam perbuatan aniaya.
Tidak semua hal harus
dilandasi kejujuran. Maksudnya, dalam berlaku jujur, seseorang haruslah bisa
memperhatikan dampak yang akan ditimbulkannya. Jika dengan berlaku jujur dapat
mendatangkan manfaat bersama, maka hal itu bisa dilakukan. Namun, jika dengan berlaku
jujur dapat mendatangkan mudharat atau mencelakakan orang lain, maka lebih baik
hal itu tidak dilakukan. Artinya, berlaku jujur haruslah didasarkan pada
situasi dan kondisi yang melingkupinya. Misalnya, ketika ada orang menanyakan
seseorang yang hendak dibunuhnya, maka tidak perlu mengatakan dengan jujur
keberadaan orang yang dicari tersebut. Sebab hal tersebut dapat mencelakakan
orang lain dan inilah letak pengecualian dari berlaku jujur. Oleh karena itu,
sebagai umat Nabi Muhammad maka seseorang dituntut untuk selalu berkata dan
berbuat jujur dalam sehari-hari pada situasi tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar